Motto:

It’s A Place for Self-Reflection, The World of Words Expressing Limitless Thoughts, Imagination, and Emotions

Jumat, 25 Februari 2011

TIGA JAGOAN POSMO: LYOTARD, DERRIDA, FOUCAULT (Part 2)


Jacques Derrida
Membongkar Metafisika Kehadiran,
Membiarkan Perbedaan dan Ketidakpastian:
Refleksi Pemikiran Posmodernisme

Bila Lyotard menolak gagasan modern melalui konsep mini-narasi, Derrida menolak modernisme dengan megajukan istilah ‘dekonstruksi’ sebagai strategi untuk membongkar berbagai asumsi metafisika kehadiran (logosentrisme) yang menurutnya telah menguasai pemikiran Barat.  Logosentrisme beranggapan bahwa obyek yang dideskripsikan atau dijelaskan melalui bahasa, seolah-olah mampu menghadirkan obyek apa adanya. Derrida beranggapan yang perlu dilakukan adalah dekonstruksi atas anggapan Barat itu. Ia mengajukan konsep intertekstualitas dan jejak, sebagai dasar untuk menolak pandangan ‘metafisika kehadiran’ tersebut. Menurut Derrida, tidak ada sesuatu di luar teks; suatu teks tidak pernah terisolasi dan selalu berada dalam jaringan intertekstualitas.

Dekonstruksi, menurut Derrida, merupakan penolakan terhadap logosentrisme yang secara keseluruhan melahirkan oposisi biner dan cara-cara berpikir lainnya yang bersifat hirarkhis dikotomis.  Cara-cara pemecahannya pun dilakukan secara khas oleh Derrida, yaitu melalui difference dan differance, yang berarti membedakan dan menunda (Sim 2002).

Dekonstruksi dapat diartikan sebagai cara-cara pengurangan terhadap suatu intensitas konstruksi, yaitu gagasan, bangunan, dan susunan yang sudah baku, bahkan universal.  Selanjutnya kaum postrukturalis sering menggunakan kata pembongkaran, bahkan penghancuran struktur.  Sementara itu Kristeva menganggap dekonstruksi merupakan gabungan antara hakekat destruktif dan konstruktif, bukan dalam pengertian negatif sebab tujuan utama tetap konstruksi. Dekonstruksi adalah cara membaca teks,  sebagai strategi dan tidak semata-mata ditujukan terhadap tulisan, tetapi semua pernyataan kultural sebab keseluruhan pernyataan tersebut adalah teks yang mengandung nilai-nilai, prasyarat, ideologi, kebenaran dan tujuan tertentu (Norris 2003).

Tugas dekonstruksi, di satu pihak mengungkap hakikat problematika wacana-wacana yang dipusatkan, di pihak lain membongkar metafisika dengan mengubah batas-batasnya secara konseptual.  Dalam usaha menemukan pusat-pusat baru, sesungguhnya subyek akan selalu terlibat dengan adanya satu pusat.  Yang perlu diperhatikan, bahwa pusat itu plural, bukan tunggal.  Pusat dimaksudkan sebagai fungsi, bukan realitas atau makhluk yang lain.  Untuk itu Derrida mengemukakan konsep decentering, struktur tanpa pusat dan tanpa hirarkhi.  Pemahaman dilakukan dengan memahami dan mengkaji sesuatu yang semula dianggap kurang penting, misalnya tokoh sekunder, tema minor, dan tokoh perempuan, bahkan pada ruang kosong sehingga mempengaruhi seluruh isi teks dan semesta sosial sehingga pusat bergeser terus-menerus.  Dalam kaitan inilah dekonstruksi membongkar sistem hirakhi, sistem logika yang sudah dianggap baku (Ratna, 2004:221-26).

Sebagai sebuah teori, dengan demikian, teori dekontruksi dapat didefinisikan sebagai suatu teori yang memandang (atau mengabstraksikan) realitas sebagai realitas ciptaan (produksi, konstruksi), atau ciptaan kembali (reproduksi, rekonstruksi). Dalam istilah konstruksi, realitas itu adalah suatu konstruksi realitas baru, sebagai hasil dari konstruksi realitas sebelumnya yang didekontruksi.

Bagaimana realitas yang dipandang oleh teori dekontruksi itu adalah sebagaimana konsep-konsep pemikiran postmodernisme dalam pertentangannya dengan konsep realitas modernisme. Sebagai teori itu sendiri, teori dekontruksi memiliki konsep-konsep teoretisnya yaitu traces (konsep teori jejak), present-abscent (konsep kehadiran dan ketidak hadiran), dan differance (konsep penangguhan). Konsep jejak (trace) mengacu pada pengertian bekas-bekas terciptanya suatu realitas. Konsep jejak ini dalam pertentangannya dengan konsep sejarah (historisisme). Dalam hal ini berarti teori dekonstruksi anti terhadap sejarah sebagai suatu teks historisisme karena sejarah dianggap bukanlan suatu realitas yang netral melainkan suatu realitas penafsiran oleh dan sekaligus untuk suatu kepentingan tertentu. Dalam hubungan dengan konsep jejak itu, dekonstruksi mengganti konsep sejarah (historisisme) dengan silsilah. Sebagai fakta sejarah, silsilah terlepas dari unsur penafsiran sekaligus kepentingan. Sebagai suatu realitas, dekonstruksi memandang realitas tidak otonom tetapi realitas yang memiliki silsilah atau jejak. (Sebagai teks berarti realitas merupakan relasi antara teks dengan teks lainnya).

Adapun konsep present-abscent mengacu pada pengertian bahwa suatu realitas tidak menghadirkan dirinya secara penuh (eksplisit) akan tetapi hanya sebagian dari dirinya. Bagian dirinya yang lain berada secara implisit, yaitu pada realitas yang lain. Ini berarti bahwa realitas dipandang sebagai relasi antar realitas (tidak otonom). Sebagai teks, realitas tersebut adalah realitas antar teks atau interteks (yang mendorong teori intertektualisme).

Di sini penting ditegaskan, bahwa dari konsep trace (jejak) dan present-abscent (kehadiran-ketidakhadiran) itu yang mendasari teori dekonstruksi dalam memandang realitas sebagai realitas relasional, atau realitas antarteks/interteks, dan sekaligus menjadi dasar lahirnya teori intertekstualisme yang dipelopori Julia Kristeva.

Kemudian konsep differance mengacu pada pengertian penangguhan. Sebagai realitas dalam hal ini berarti realitas yang dipandang itu adalah suatu realitas yang berada dalam suatu penangguhan, atau pada suatu masa tangguh tertentu, atau realitas yang bersifat sementara, atau realitas yang tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir. Konsep ini muncul karena teori dekonstruksi memahami kehidupan bukanlah sebagai kehidupan yang seluruhnya sudah dapat atau mampu diketahui oleh akal manusia (sebagimana pandangan modernisme atas kehidupan),  sebaliknya ia dipandang sebagai misteri (besar), yang hanya sanggup diketahui oleh manusia sebagiannya saja yaitu pada bagian  atau pada masa (dan ruang) tertentu di mana mereka berada atau hidup.

To be Continued…..

Tidak ada komentar:

Promo Email

Dear friend, I want to introduce you to a website that I recently found to make big earn online. It works all around the clock, and for not just days or weeks, but for months and months, making you big of profit. $0.00 invest - earn hunders daily. It's real and easy way to make money in online. Open the link below to learn more: http://www.bux4ad.com/aft/b1d99e16/2a7dab89.html See you, Much. Khoiri