B. Schrieke
(Diterjemahkan oleh
Much.
Khoiri)
Sejak
terjadinya sejumlah peristiwa di penghujung 1926 dan khususnya permulaan 1927
masalah ‘penguasa asali’ (native rulers),
pengaruhnya di tengah rakyat, dan tempatnya dalam sistem pemerintahan Hindia
Belanda telah menyedot perhatian pers dan Dewan Rakyat (People’s Council). Diskusi-diskusi relevan, yang kerap dibumbui
perasaan, telah didominasi oleh tiga tema besar, yakni “Pemimpin Rakyat atau
Pemimpin Pemerintah”, “Biarkan Para Bupati Tetap sebagai Pemimpin Rakyat”, dan
“Kedudukan Kaum Intelektual dalam Sistem Dewasa Ini”.